Mari Kita Simak Perbedaan Beruang Madu dan Beruang Hitam Himalaya
Beruang Hitam Himalaya merupakan beruang terbesar di Asia. Panjang tubuhnya sekitar 165 cm dengan berat mencapai 120 kg. Pada musim gugur, mereka akan menambah bobot sampai 180 kg untuk persiapan hibernasi.
Berbanding terbalik, Beruang Madu merupakan beruang terkecil di Asia. Panjang tubuhnya sekitar 140 cm dengan berat hingga 65 kg. Mereka tidak memerlukan hibernasi seperti beruang yang hidup di empat musim.
Selain ukuran tubuh, perbedaan signifikan dapat dilihat dari bulu dan hidung mereka. Beruang Hitam Himalaya memiliki bulu lebih panjang dan tebal, dengan hidung berbentuk moncong warna cokelat muda.
Sedangkan Beruang Madu memiliki bulu lebih pendek dan halus, serta hidung yang relatif lebar namun tidak terlalu moncong.
Beruang Hitam Himalaya disebut juga dengan beruang bulan karena pola berbentuk bulan sabit pada dadanya. Berbeda dengan Beruang Madu yang memiliki pola bercorak kuning pada dadanya, sehingga sering disebut beruang matahari.
Warna pola dari kedua mamalia darat inipun relatif berbeda. Beruang Himalaya berwarna kuning pucat hingga putih, sedangkan pola pada Beruang Madu berwarna oranye.
Beruang Hitam Himalaya sebenarnya adalah satwa diurnal atau aktif pada siang hari. Namun apakah sahabat satwa tahu, mereka kini beradaptasi menjadi satwa nokturnal yang aktif di malam hari demi menghindari manusia.
Berbeda dengan Beruang Madu yang aslinya memang hidup sebagai satwa nokturnal. Mereka suka menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pepohonan untuk mencari makanan.
Habitat asli Beruang Hitam Himalaya adalah di pegunungan Himalaya dan hutan-hutan disekitarnya.
Sedangkan habitat asli Beruang Madu adalah daerah hutan hujan tropis di Asia Tenggara.
Beruang Hitam dan Himalaya sama-sama masuk dalam status rentan (VU; Vurnerable) dalam daftar merah IUCN. Apabila penanganan keselamatan dan reproduksinya tidak dilakukan dengan baik, satwa-satwa ini bisa masuk status Terancam.
Oleh karena, kita perlu mengupayakan usaha konservasi demi mempertahankan jumlahnya di alam liar yang terus berkurang.
Bali Safari Park, sebagai lembaga konservasi pertama di Bali sangat memahami hal tersebut. Dengan program konservasi, diharapkan kelestarian Beruang Hitam Himalaya dan Beruang Madu bisa terjaga sehingga sahabat satwa bisa tetap melihatnya hidup bebas di alam liar.
Sahabat satwa bisa melihat langsung satwa ini di Bali Safari Park. Beli tiketnya sekarang!
Creative Commons/Diane Krauss
Beruang Hitam Amerika
Bobo.id – Teman-teman pasti tidak asing dengan beruang kan? Hewan berbulu lebat ini terkadang terlihat menggemaskan, tapi juga bisa menyeramkan.
Beruang ada banyak jenisnya juga, lo. Ada beruang madu, beruang kutub, dan beruang satu ini adalah beruang hitam Amerika.
Baca Juga: Mengapa Beruang Asia Terancam Punah Namun Beruang Amerika Tidak Terancam?
Jika dilihat memang terlihat seperti beruang madu karena warna bulunya sama-sama berwarna hitam.
Namun, ukuran beruang hitam Amerika lebih besar, teman-teman. Hutan di Kanada dan Meksiko Utara adalah habitat beruang hitam ini.
Baca Juga: Sering Naik Transportasi Umum? Ini 3 Manfaat yang Bisa Kita Dapatkan
Walaupun badannya besar, beruang hitam yang memiliki nama ilmiah Ursus americanus ini pandai memanjat pohon juga.
Cari tahu fakta lainnya tentang beruang hitam amerika ini, yuk!
Baca Juga: Lebih Baik Mana, Belajar di Malam Hari atau Pagi Hari? #AkuBacaAkuTahu
8 Fakta Beruang Hitam Amerika
1. Beruang hitam amerika hanya ditemukan di Kanada, Meksiko, dan Amerika Utara.
2. Kebanyakan dari beruang hitam amerika memakan rumput, daun-daun herbal, buah, dan terkadang akan makan makanan yang lainnya seperti ikan.
Baca Juga: Di Akhir Pekan Nanti, Coba Buat Camilan Sehat dari Kentang, yuk!
3. Bulu yang dimiliki beruang hitam menyerupai mantel dan terdiri dari banyak lapisan bulu. Bulu-bulu inilah yang membuat mereka tetap merasa hangat di musim dingin.
4. Walaupun disebut beruang hitam, bulu terluar mereka bisa berwarna biru-hitam, coklat, biru-abu-abu, dan terkadang berwarna putih.
5. Walaupun memiliki badan yang besar, beruang ini dapat berlari dengan kecepatan 40 kilometer perjam.
Baca Juga: Kucing Belang Tiga Tidak Pernah Punya Corak yang Sama, lo! Kok Bisa?
6. Mereka juga memiliki indra penciuman yang sangat baik.
7. Beruang hitam akan melakukan hibernasi atau tidur panjang selama musim dingin.
Saat mereka melakukan hibernasi di musim dingin, mereka akan menggunakan lemak di tubuhnya untuk bertahan hidup. Mereka baru akan bangun saat musim panas dan musim gugur.
8. Beruang hitam memiliki kemampuan luar biasa untuk menyembuhkan diri mereka saat tidur panjang.
Namun, sayangnya hewan mengemaskan yang satu ini terancam punah.
(Penulis: Felixia Amanda)
Baca Juga: Yuk, Sayangi Bumi dengan Belajar dan Berpetualang Bersama di Alam
Tonton video ini, yuk!
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi
Reproduksi dan siklus hidup
Dalam area Sikhote-Alin, musim kawin beruang hitam terjadi lebih awal daripada beruang cokelat, mulai dari pertengahan Juni hingga pertengahan Agustus. Kelahiran juga terjadi lebih awal yakni pada pertengahan Januari. Pada bulan Oktober, tanduk rahim betina yang hamil tumbuh 15–22 mm. Pada akhir Desember, embrio memiliki berat sebesar 75 gram.[3] Betina umumnya memiliki anak pertama mereka pada umur tiga tahun.[13] Betina hamil umumnya membuat naik 14% populasi. Seperti beruang coklat, beruang hitam Asia telah "menunda" perkembangan telurnya (implantasi).[13] Betina biasanya melahirkan di gua atau pohon berlubang pada musim dingin atau awal musim semi setelah periode kehamilan sepanjang 200-240 hari. Anak beruang memiliki berat 13 ons saat lahir, akan mulai berjalan pada umur empat hari, dan membuka mata mereka tiga hari kemudian.[22] Tengkorak bayi beruang hitam yang baru lahir mirip dengan beruang madu dewasa.[3] Sekelompok bayi beruang dapat terdiri dari 1-4 ekor bayi, dengan rata-rata 2 ekor tiap melahirkan.[22] Anak beruang memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat, hanya mencapai 2,5 kg pada bulan Mei.[3] Bayi beruang hitam akan dirawat oleh induknya selama 104-130 minggu dan dapat hidup mandiri pada umur 24-36 bulan. Biasanya ada periode jeda 2-3 tahun sebelum perempuan memproduksi anak berikutnya.[22] Umur rata-rata beruang ini di alam liar adalah 25 tahun, sementara beruang hitam Asia tertua di penangkaran mati pada usia 44 tahun.[4]
Beruang hitam Asia merupakan omnivora dan akan memakan serangga, larva kumbang, invertebrata, rayap, belatung, bangkai, lebah, telur, sampah, jamur, rumput, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, madu, rempah-rempah, biji, ceri, dogwood, kacang ek dan serealia.[22] Walaupun bersifat herbivora dalam tingkat yang jauh lebih besar daripada beruang coklat,[3] dan lebih karnivora dari beruang hitam Amerika,[15] beruang hitam Asia tidak mengkhususkan diri dalam susunan makanan mereka seperti panda: sementara panda tergantung pada pasokan konstan rendah kalori, namun dengan bahan makanan berlimpah, beruang hitam lebih oportunistik dan telah memilih penghematan bergizi. Dengan demikian, mereka akan makan sangat banyak pada berbagai musim makanan berkalori tinggi, menyimpan kelebihan kalori sebagai lemak, dan kemudian melakukan hibernasi selama masa kekurangan.[24] Beruang hitam akan makan kacang pinus dan biji-bijian dari tahun sebelumnya pada periode April-Mei. Pada saat kekurangan bahan makanan, mereka memasuki lembah-lembah sungai untuk mendapatkan hazelnut dan larva serangga di kayu yang membusuk. Dari pertengahan Mei hingga akhir Juni, mereka akan melengkapi diet mereka dengan tumbuhan hijau dan buah. Saat bulan Juli-September, mereka akan memanjat pohon untuk makan ceri, pinus, liana dan anggur. Pada kesempatan langka, mereka akan makan ikan mati selama musim pemijahan, meskipun ini merupakan porsi yang jauh lebih rendah dari diet mereka dibandingkan dengan beruang coklat.[3] Pada tahun 1970-an, beruang hitam dilaporkan membunuh dan memangsa langur Hanoman di Nepal.[25] Mereka mampu membunuh ungulata seperti kijang, serau, babi hutan[26] dan kerbau dewasa, yang mereka bunuh dengan cara mematahkan lehernya.[27]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Beruang hitam amerika (nama ilmiah: Ursus americanus)[3]) adalah spesies beruang yang paling umum dan terkecil dari Amerika Utara. Beruang hitam merupakan omnivora (pemakan daging dan tumbuhan). Beruang hitam biasanya hidup di daerah hutan, tetapi tidak meninggalkan hutan untuk mencari makanan. Kadang-kadang mereka tertarik dengan kegiatan manusia bila kekurangan makanan. Beruang hitam amerika terdaftar oleh IUCN sebagai satwa berisiko rendah, karena spesies ini memiliki populasi global besar dan banyaknya diperkirakan dua kali lipat dari semua spesies beruang lainnya bila digabungkan.[1]
Beruang hitam amerika biasanya melakukan hibernasi selama musim dingin. Selama waktu ini, metabolisme dan denyut jantung beruang hitam mengalami penurunan yang terhubung satu sama lain.[4] Pada kenyataannya, selama hibernasi, jantung seekor beruang hitam amerika bisa berhenti selama dua puluh detik.[4] Suhu tubuh beruang hitam juga menurun sampai 31 °C (88 °F) selama hibernasi.[5] Ketika hibernasi berakhir, suhu tubuh beruang hitam kembali normal. Beruang hitam amerika sering memberi tanda di pohon menggunakan cakar mereka untuk menunjukkan dominansi di suatu daerah. Dominansi ditentukan oleh tanda cakar tertinggi yang ditemukan di pohon. Perilaku ini umum bagi banyak spesies beruang yang terdapat di Amerika Serikat dan Kanada.[1]
Beruang hitam asia (Ursus thibetanus), juga dikenal sebagai beruang bulan[2] atau beruang dada putih[3] adalah spesies beruang berukuran sedang, sebagian besar beradaptasi dalam kehidupan arboreal, dan terdapat di selatan Asia, Korea, timur laut Tiongkok, Timur Jauh Rusia, Honshū dan Shikoku, Jepang. Beruang ini digolongkan IUCN sebagai spesies rentan, terutama disebabkan oleh deforestasi dan perburuan aktif untuk diambil bagian tubuhnya. Secara morfologi, spesies ini sangat mirip dengan beberapa beruang prasejarah dan dianggap oleh beberapa ilmuwan sebagai nenek moyang dari spesies beruang lain yang masih ada.[2] Meskipun sebagian besar herbivora, beruang hitam Asia bisa sangat agresif terhadap manusia. Rudyard Kipling menggambarkan beruang ini sebagai "spesies paling aneh dari spesies ursine."[4]
Habitat Beruang hitam asia kerap kali di ketinggian lebih dari 13.000 kaki di Himalaya. Beruang ini memiliki bulu putih tebal menyerupai kalung di dada dan bulu hitam panjang di leher. Bulu di sepanjang tubuhnya berwarna hitam legam.
Spesies ini memiliki kekerabatan dekat dengan beruang hitam amerika,[9] dan mereka juga bersifat generalis (mampu berkembang dalam berbagai kondisi lingkungan dan dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang berbeda, misalnya heterotrof dengan diet bervariasi. Sebagai contoh, di Iran mereka memakan buah zaitun, buah ara, serangga dan tunas dari kurma dan kadang terjadi bentrokan dengan petani ketika mereka memanjat pohon-pohon kurma.[10]
Hewan ini memiliki morfologi yang sama dengan beruang lainnya, dengan kepala besar dan mata kecil. Ukuran beruang hitam Asia antara 130–190 cm. Beruang jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan berat badan mereka. Sementara hewan jantan mencapai 110-200 kilogram, hewan betina hanya memiliki berat sebesar 50-125 kilogram.[10]
Beruang hitam Asia memiliki penampilan hampir serupa seperti beruang cokelat, namun dengan kaki yang lebih ringan dan ramping.[3] Tengkorak beruang hitam Asia relatif kecil, namun membesar terutama di rahang bawah. Jantan dewasa memiliki tengkorak dengan panjang 311,7–328 mm (12,3–13 in) dan lebar 199,5–228 mm (7,9–9 in), sementara betina memiliki tengkorak berukuran panjang 291,6–315 mm (11,5-12,4 dalam) dan lebar 163–173 mm (6,4-6,8 dalam). Meskipun sebagian besar herbivora, struktur rahang beruang hitam Asia tidak dirancang khusus untuk memakan tanaman seperti panda.[14]
Berbeda dengan beruang kutub, beruang hitam asia memiliki tubuh bagian atas yang kuat dan digunakan untuk memanjat pohon, kaki belakang yang relatif lemah[3] dan lebih pendek daripada beruang coklat dan beruang hitam Amerika.[4] Seekor beruang hitam dengan kaki belakang yang patah masih bisa memanjat dengan efektif.[3] Mereka adalah yang paling bipedal (menggunakan dua kaki) dari semua beruang dan telah diketahui dapat berjalan tegak selama lebih dari seperempat mil.[15] Bantalan tumit pada kaki depan lebih besar daripada kebanyakan spesies beruang lainnya. Cakar mereka yang biasa digunakan untuk memanjat dan menggali, sedikit lebih panjang pada kaki depan (30–45 mm) daripada kaki belakang (18–36 mm),[11] lebih besar dan lebih terkait kuat dibandingkan dengan beruang hitam Amerika.[16] Telinga berbentuk lonceng dan secara proporsional lebih panjang daripada beruang besar, menjulur dari samping kepala.[4] Bibir dan hidung lebih besar dibandingkan beruang coklat.[3]
Beruang hitam dewasa sedikit lebih kecil dari beruang hitam Amerika.[8] Mereka memiliki tinggi bahu berukuran 70–100 cm (28–40 in) dan panjang tubuh sekitar 120–195 cm (47–77 in), serta panjang ekor 11 cm (4,4 inci). Jantan dewasa biasanya memiliki berat antara 91–150 kg (200-330 pon) dengan berat rata-rata sekitar 113 kg (sekitar 250 lbs). Betina memiliki berat sekitar 65–90 kg (143-198 pon) dengan yang terbesar mencapai 140 kg (308 lbs).[4][17][18][19] Indra mereka lebih payah dibandingkan beruang coklat,[20] penglihatan yang tidak bagus, dan kekuatan pendengaran menengah dengan batas atas 30 kHz.[21]
Beruang hitam Asia adalah hewan diurnal (aktif di siang hari), meskipun mereka dapat menjadi nokturnal (aktif di malam hari) apabila di dekat tempat tinggal manusia. Mereka biasanya hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari dua hewan dewasa dan dua anak. Mereka adalah pemanjat batu dan pohon yang baik dan akan memanjat naik untuk memberi makan, istirahat, menghindari matahari dan musuh, serta hibernasi. Beberapa beruang tua mungkin agak kesulitan untuk memanjat.[22] Setengah dari hidup mereka dihabiskan di pohon:[13] di wilayah Ussuri, beruang hitam dapat menghabiskan sampai 15% waktu mereka di atas pohon.[3] Beruang hitam Asia mematahkan cabang dan ranting untuk ditempatkan di bawah diri mereka ketika sedang makan di pohon, sehingga terlihat seperti sarang di atas pohon mereka.[13] Beruang hitam Asia akan beristirahat untuk jangka pendek pada sarang di atas pohon setinggi lima belas kaki atau lebih.[22] Beruang hitam Asia tidak hibernasi di area mereka. Mereka mungkin hibernasi di area utara yang lebih dingin, meskipun beberapa beruang hanya akan pindah ke dataran rendah. Hampir semua betina hamil melakukan hibernasi. Beruang hitam mempersiapkan sarang mereka untuk hibernasi pada pertengahan Oktober, dan akan tidur dari November sampai Maret. Sarang mereka dibuat dengan menggali keluar pohon berongga (enam puluh kaki di atas tanah), gua-gua atau lubang di tanah, kayu berongga, atau lereng pegunungan yang curam dan cerah.[22] Mereka mungkin juga menempati sarang atau lubang yang ditinggalkan beruang coklat. Beruang hitam Asia cenderung membuat sarang di ketinggian rendah dan pada lereng yang lebih sedikit curam daripada beruang coklat. Beruang hitam betina muncul dari sarang lebih lama daripada jantan, dan beruang hitam betina dengan anak muncul lebih lama lagi daripada betina lajang.[23] Beruang hitam Asia cenderung kurang banyak berpindah dibandingkan dengan beruang cokelat. Dengan makanan yang cukup, beruang hitam Asia dapat menetap di daerah dengan luas sekitar 1–2 km², dan kadang lebih kecil sekitar 0.5–1 km².[22]
Beruang hitam Asia memiliki berbagai vokalisasi, termasuk geraman, merengek, mengaum, suara menyeruput (kadang-kadang dibuat ketika makan) dan "kegaduhan yang mengerikan" ketika terluka, khawatir atau marah. Mereka mendesir keras ketika mengeluarkan peringatan atau ancaman, dan menjerit ketika berkelahi. Ketika mendekati beruang lain, mereka menghasilkan suara "tut tut", diduga beruang menjentikkan lidah mereka terhadap langit-langit mulutnya.[21] Ketika berkencan, mereka memancarkan suara berdecak.[22]
Dalam area Sikhote-Alin, musim kawin beruang hitam terjadi lebih awal daripada beruang cokelat, mulai dari pertengahan Juni hingga pertengahan Agustus. Kelahiran juga terjadi lebih awal yakni pada pertengahan Januari. Pada bulan Oktober, tanduk rahim betina yang hamil tumbuh 15–22 mm. Pada akhir Desember, embrio memiliki berat sebesar 75 gram.[3] Betina umumnya memiliki anak pertama mereka pada umur tiga tahun.[13] Betina hamil umumnya membuat naik 14% populasi. Seperti beruang coklat, beruang hitam Asia telah "menunda" perkembangan telurnya (implantasi).[13] Betina biasanya melahirkan di gua atau pohon berlubang pada musim dingin atau awal musim semi setelah periode kehamilan sepanjang 200-240 hari. Anak beruang memiliki berat 13 ons saat lahir, akan mulai berjalan pada umur empat hari, dan membuka mata mereka tiga hari kemudian.[22] Tengkorak bayi beruang hitam yang baru lahir mirip dengan beruang madu dewasa.[3] Sekelompok bayi beruang dapat terdiri dari 1-4 ekor bayi, dengan rata-rata 2 ekor tiap melahirkan.[22] Anak beruang memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat, hanya mencapai 2,5 kg pada bulan Mei.[3] Bayi beruang hitam akan dirawat oleh induknya selama 104-130 minggu dan dapat hidup mandiri pada umur 24-36 bulan. Biasanya ada periode jeda 2-3 tahun sebelum perempuan memproduksi anak berikutnya.[22] Umur rata-rata beruang ini di alam liar adalah 25 tahun, sementara beruang hitam Asia tertua di penangkaran mati pada usia 44 tahun.[4]
Beruang hitam Asia merupakan omnivora dan akan memakan serangga, larva kumbang, invertebrata, rayap, belatung, bangkai, lebah, telur, sampah, jamur, rumput, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, madu, rempah-rempah, biji, ceri, dogwood, kacang ek dan serealia.[22] Walaupun bersifat herbivora dalam tingkat yang jauh lebih besar daripada beruang coklat,[3] dan lebih karnivora dari beruang hitam Amerika,[15] beruang hitam Asia tidak mengkhususkan diri dalam susunan makanan mereka seperti panda: sementara panda tergantung pada pasokan konstan rendah kalori, namun dengan bahan makanan berlimpah, beruang hitam lebih oportunistik dan telah memilih penghematan bergizi. Dengan demikian, mereka akan makan sangat banyak pada berbagai musim makanan berkalori tinggi, menyimpan kelebihan kalori sebagai lemak, dan kemudian melakukan hibernasi selama masa kekurangan.[24] Beruang hitam akan makan kacang pinus dan biji-bijian dari tahun sebelumnya pada periode April-Mei. Pada saat kekurangan bahan makanan, mereka memasuki lembah-lembah sungai untuk mendapatkan hazelnut dan larva serangga di kayu yang membusuk. Dari pertengahan Mei hingga akhir Juni, mereka akan melengkapi diet mereka dengan tumbuhan hijau dan buah. Saat bulan Juli-September, mereka akan memanjat pohon untuk makan ceri, pinus, liana dan anggur. Pada kesempatan langka, mereka akan makan ikan mati selama musim pemijahan, meskipun ini merupakan porsi yang jauh lebih rendah dari diet mereka dibandingkan dengan beruang coklat.[3] Pada tahun 1970-an, beruang hitam dilaporkan membunuh dan memangsa langur Hanoman di Nepal.[25] Mereka mampu membunuh ungulata seperti kijang, serau, babi hutan[26] dan kerbau dewasa, yang mereka bunuh dengan cara mematahkan lehernya.[27]
Beruang hitam biasanya menghuni hutan gugur, padang pasir, dan hutan campuran. Mereka jarang tinggal di ketinggian lebih dari 12.000 kaki (3.700 m). Mereka biasanya menghuni di ketinggian 11.480 kaki (3.500 m) di Himalaya pada musim panas dan akan naik ke ketinggian 4.920 kaki (1.500 m) di musim dingin. Kadang mereka terdapat di permukaan laut di Jepang. Beruang hitam Jepang di daerah hutan Honshu dan Shikoku mendapat sebutan "insinyur ekosistem". Sebuah studi baru mengklaim, ketika mereka menyingkapkan cabang-cabang pohon, akan memungkinkan cahaya untuk mencapai tanaman lain. Menjadikan tanaman yang tertutup kanopi hutan mampu tumbuh dengan baik.[28]
Catatan fosil menunjukkan bahwa di bumi bagian barat, beruang hitam pernah ada di dataran seperti Jerman dan Prancis dan sekarang terbatas hanya pada benua Asia. Beruang hitam menempati sekelompok kecil di tenggara Iran timur melalui Afghanistan dan Pakistan, di kaki pegunungan Himalaya di India, menuju Myanmar. Dengan pengecualian Malaysia, beruang hitam terdapat pada semua negara di daratan Asia Tenggara. Beruang ini tidak terdapat di timur Tiongkok, meskipun mereka memiliki penyebaran merata di bagian selatan dan timur laut negara itu. Kelompok populasi lain ada di sebelah selatan Timur Jauh Rusia dan menuju Korea Utara. Korea Selatan memiliki sisa populasi kecil beruang ini. Beruang hitam juga terdapat di selatan kepulauan Jepang seperti Honshu dan Shikoku, selain itu juga ada di Taiwan dan Hainan.[1]
Tidak ada perkiraan yang pasti untuk jumlah beruang hitam Asia: Jepang mengajukan perkiraan sekitar 8.000-14.000 beruang hidup di Honshu, meskipun keandalan ini sekarang diragukan. Walaupun keandalan mereka tidak jelas, ahli biologi Rusia memperkiraan terdapat kisaran 5.000-6.000 beruang. Perkiraan kasar tanpa diperkuat metodologi atau data telah dibuat di India dan Pakistan, sehingga terdapat perkiraan 7.000-9.000 beruang di India dan 1.000 di Pakistan. Perkiraan yang tidak kuat dari Tiongkok memberikan perkiraan yang bervariasi antara 15.000-46.000 dan dengan perkiraan pemerintah sekitar 28.000 beruang.[1]
Tiga subspesies beruang hitam Asia terdapat di Tiongkok: subspesies Tibet (U. thibetanus thibetanus), subspesies Si Chuan (U. thibetanus mupinensis) dan subspesies timur laut (U. thibetanus ussuricus) yang merupakan satu-satunya subspesies beruang di timur laut Tiongkok. Beruang hitam Asia sebagian besar menyebar di zona beriklim dingin hutan konifer di timur laut Tiongkok, dengan area utama seperti Chang Bai, Zhang Guangcai, Lao Ye, dan Pegunungan Lesser Xingan. Dalam provinsi Liaoning, hanya 5 kabupaten yakni Xin Bin, Huan Ren, Ben Xi, Kuan Dian, dan Fen Cheng yang memiliki beruang hitam sejumlah 100 ekor. Dalam provinsi Jilin, beruang hitam terdapat di kabupaten Hu Chu, Dun Hua, Wan Quing, An Tu, Chang Bai, Fu Song, Jiao Dia, Hua Dian, Pan Shi, dan Shu Lan. Di provinsi Heilongjiang, beruang hitam Asia terdapat di kabupaten Ning An, Ba Yan, Wu Chag, Tong Dia, Bao Qing, Fu Yaun, Yin Chun, Tao Shan, Lan Xiang Li Tie, Sun Wu, Ai Hui, De Du, Bei An, dan Nen Jiang. Populasi ini memiliki batasan utara sekitar 50° N dan batas selatan di Feng Cheng adalah sekitar 40° 30" N.[29]
Di Rusia, area utara beruang hitam merentang dari Innokenti Bay di pantai Laut Jepang menuju ke barat daya di daerah Sikhote Alin berseberangan dengan Sungai Samarga. Pada titik ini, perbatasan mengarah ke utara melalui jalur tengah sungai Khor, Anyui dan Khungari, dan menuju ke pantai Amur, menyeberangi muara Gorin. Sepanjang sungai Amur, kehadiran spesies ini telah dicatat sejauh 51° N. Lat. Dari sana, batas teritorial merentang dari barat daya tepi kiri sungai, melewati bagian utara Danau Bolon dan titik persimpangan Kur dan Tunguska. Beruang hitam dapat ditemukan di jalur Urmi yang lebih rendah.[3]
Beruang hitam Asia terdaftar sebagai satwa yang dilindungi dalam Perlindungan Hukum Nasional Margasatwa Tiongkok, yang mengatur bahwa siapa pun yang berburu atau menangkap beruang tanpa izin akan dikenakan hukuman berat.[13]
Meskipun beruang hitam dilindungi di India karena sedang terdaftar sebagai Satwa Rentan, sangat sulit untuk mengadili mereka yang dituduh perburuan beruang hitam karena kurangnya saksi dan kurangnya Laboratorium Forensik Margasatwa untuk mendeteksi keaslian bagian-bagian hewan atau produk yang disita. Selain itu, karena luasnya perbatasan India dengan negara lain seperti Pakistan, Tibet, Tiongkok, Nepal, Bhutan, Bangladesh dan Myanmar, maka sulit untuk polisi perbatasan tersebut yang sering di daerah pegunungan.[13]
Lima populasi beruang hitam terdapat di Kyushu, Shikoku, Chugoku Barat, Chugoku Timur dan daerah Kii, terdaftar sebagai hewan yang terancam punah pada tahun 1991. Populasi kecil yang terisolasi di daerah Tanzawa dan Shimokita di daratan Honshu juga terdaftar sebagai terancam punah pada tahun 1995. Selain mengakui populasi ini sebagai satwa yang terancam punah, masih ada kekurangan metode konservasi yang efisien untuk beruang hitam Jepang.[13]
Beruang hitam menjadi spesies langka di Rusia, sehingga jatuh di bawah perlindungan khusus dan perburuan sangat dilarang. Saat ini ada pergerakan kuat untuk melegalkan perburuan beruang hitam Rusia yang didukung oleh sebagian besar komunitas ilmiah lokal.[13]
Sebagaimana tanggal 30 Januari 1989, beruang hitam Formosa Taiwan telah terdaftar sebagai spesies terancam punah berdasarkan UU Warisan Alam dan Budaya, dan kemudian terdaftar sebagai Spesies Konservasi Kategori I.[13]
Pemerintah Vietnam mengeluarkan Keputusan 276/QD, 276/1989 yang melarang perburuan dan pengeksporan beruang hitam. Dan beruang hitam terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.[13]
Beruang hitam asia (Ursus thibetanus), juga dikenal sebagai beruang bulan[2] atau beruang dada putih[3] adalah spesies beruang berukuran sedang, sebagian besar beradaptasi dalam kehidupan arboreal, dan terdapat di selatan Asia, Korea, timur laut Tiongkok, Timur Jauh Rusia, Honshū dan Shikoku, Jepang. Beruang ini digolongkan IUCN sebagai spesies rentan, terutama disebabkan oleh deforestasi dan perburuan aktif untuk diambil bagian tubuhnya. Secara morfologi, spesies ini sangat mirip dengan beberapa beruang prasejarah dan dianggap oleh beberapa ilmuwan sebagai nenek moyang dari spesies beruang lain yang masih ada.[2] Meskipun sebagian besar herbivora, beruang hitam Asia bisa sangat agresif terhadap manusia. Rudyard Kipling menggambarkan beruang ini sebagai "spesies paling aneh dari spesies ursine."[4]
Habitat Beruang hitam asia kerap kali di ketinggian lebih dari 13.000 kaki di Himalaya. Beruang ini memiliki bulu putih tebal menyerupai kalung di dada dan bulu hitam panjang di leher. Bulu di sepanjang tubuhnya berwarna hitam legam.
Spesies ini memiliki kekerabatan dekat dengan beruang hitam amerika,[9] dan mereka juga bersifat generalis (mampu berkembang dalam berbagai kondisi lingkungan dan dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang berbeda, misalnya heterotrof dengan diet bervariasi. Sebagai contoh, di Iran mereka memakan buah zaitun, buah ara, serangga dan tunas dari kurma dan kadang terjadi bentrokan dengan petani ketika mereka memanjat pohon-pohon kurma.[10]
Hewan ini memiliki morfologi yang sama dengan beruang lainnya, dengan kepala besar dan mata kecil. Ukuran beruang hitam Asia antara 130–190 cm. Beruang jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan berat badan mereka. Sementara hewan jantan mencapai 110-200 kilogram, hewan betina hanya memiliki berat sebesar 50-125 kilogram.[10]
Beruang hitam Asia memiliki penampilan hampir serupa seperti beruang cokelat, namun dengan kaki yang lebih ringan dan ramping.[3] Tengkorak beruang hitam Asia relatif kecil, namun membesar terutama di rahang bawah. Jantan dewasa memiliki tengkorak dengan panjang 311,7–328 mm (12,3–13 in) dan lebar 199,5–228 mm (7,9–9 in), sementara betina memiliki tengkorak berukuran panjang 291,6–315 mm (11,5-12,4 dalam) dan lebar 163–173 mm (6,4-6,8 dalam). Meskipun sebagian besar herbivora, struktur rahang beruang hitam Asia tidak dirancang khusus untuk memakan tanaman seperti panda.[14]
Berbeda dengan beruang kutub, beruang hitam asia memiliki tubuh bagian atas yang kuat dan digunakan untuk memanjat pohon, kaki belakang yang relatif lemah[3] dan lebih pendek daripada beruang coklat dan beruang hitam Amerika.[4] Seekor beruang hitam dengan kaki belakang yang patah masih bisa memanjat dengan efektif.[3] Mereka adalah yang paling bipedal (menggunakan dua kaki) dari semua beruang dan telah diketahui dapat berjalan tegak selama lebih dari seperempat mil.[15] Bantalan tumit pada kaki depan lebih besar daripada kebanyakan spesies beruang lainnya. Cakar mereka yang biasa digunakan untuk memanjat dan menggali, sedikit lebih panjang pada kaki depan (30–45 mm) daripada kaki belakang (18–36 mm),[11] lebih besar dan lebih terkait kuat dibandingkan dengan beruang hitam Amerika.[16] Telinga berbentuk lonceng dan secara proporsional lebih panjang daripada beruang besar, menjulur dari samping kepala.[4] Bibir dan hidung lebih besar dibandingkan beruang coklat.[3]
Beruang hitam dewasa sedikit lebih kecil dari beruang hitam Amerika.[8] Mereka memiliki tinggi bahu berukuran 70–100 cm (28–40 in) dan panjang tubuh sekitar 120–195 cm (47–77 in), serta panjang ekor 11 cm (4,4 inci). Jantan dewasa biasanya memiliki berat antara 91–150 kg (200-330 pon) dengan berat rata-rata sekitar 113 kg (sekitar 250 lbs). Betina memiliki berat sekitar 65–90 kg (143-198 pon) dengan yang terbesar mencapai 140 kg (308 lbs).[4][17][18][19] Indra mereka lebih payah dibandingkan beruang coklat,[20] penglihatan yang tidak bagus, dan kekuatan pendengaran menengah dengan batas atas 30 kHz.[21]
Beruang hitam Asia adalah hewan diurnal (aktif di siang hari), meskipun mereka dapat menjadi nokturnal (aktif di malam hari) apabila di dekat tempat tinggal manusia. Mereka biasanya hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari dua hewan dewasa dan dua anak. Mereka adalah pemanjat batu dan pohon yang baik dan akan memanjat naik untuk memberi makan, istirahat, menghindari matahari dan musuh, serta hibernasi. Beberapa beruang tua mungkin agak kesulitan untuk memanjat.[22] Setengah dari hidup mereka dihabiskan di pohon:[13] di wilayah Ussuri, beruang hitam dapat menghabiskan sampai 15% waktu mereka di atas pohon.[3] Beruang hitam Asia mematahkan cabang dan ranting untuk ditempatkan di bawah diri mereka ketika sedang makan di pohon, sehingga terlihat seperti sarang di atas pohon mereka.[13] Beruang hitam Asia akan beristirahat untuk jangka pendek pada sarang di atas pohon setinggi lima belas kaki atau lebih.[22] Beruang hitam Asia tidak hibernasi di area mereka. Mereka mungkin hibernasi di area utara yang lebih dingin, meskipun beberapa beruang hanya akan pindah ke dataran rendah. Hampir semua betina hamil melakukan hibernasi. Beruang hitam mempersiapkan sarang mereka untuk hibernasi pada pertengahan Oktober, dan akan tidur dari November sampai Maret. Sarang mereka dibuat dengan menggali keluar pohon berongga (enam puluh kaki di atas tanah), gua-gua atau lubang di tanah, kayu berongga, atau lereng pegunungan yang curam dan cerah.[22] Mereka mungkin juga menempati sarang atau lubang yang ditinggalkan beruang coklat. Beruang hitam Asia cenderung membuat sarang di ketinggian rendah dan pada lereng yang lebih sedikit curam daripada beruang coklat. Beruang hitam betina muncul dari sarang lebih lama daripada jantan, dan beruang hitam betina dengan anak muncul lebih lama lagi daripada betina lajang.[23] Beruang hitam Asia cenderung kurang banyak berpindah dibandingkan dengan beruang cokelat. Dengan makanan yang cukup, beruang hitam Asia dapat menetap di daerah dengan luas sekitar 1–2 km², dan kadang lebih kecil sekitar 0.5–1 km².[22]
Beruang hitam Asia memiliki berbagai vokalisasi, termasuk geraman, merengek, mengaum, suara menyeruput (kadang-kadang dibuat ketika makan) dan "kegaduhan yang mengerikan" ketika terluka, khawatir atau marah. Mereka mendesir keras ketika mengeluarkan peringatan atau ancaman, dan menjerit ketika berkelahi. Ketika mendekati beruang lain, mereka menghasilkan suara "tut tut", diduga beruang menjentikkan lidah mereka terhadap langit-langit mulutnya.[21] Ketika berkencan, mereka memancarkan suara berdecak.[22]
Penyebaran dan tempat tinggal
Beruang hitam biasanya menghuni hutan gugur, padang pasir, dan hutan campuran. Mereka jarang tinggal di ketinggian lebih dari 12.000 kaki (3.700 m). Mereka biasanya menghuni di ketinggian 11.480 kaki (3.500 m) di Himalaya pada musim panas dan akan naik ke ketinggian 4.920 kaki (1.500 m) di musim dingin. Kadang mereka terdapat di permukaan laut di Jepang. Beruang hitam Jepang di daerah hutan Honshu dan Shikoku mendapat sebutan "insinyur ekosistem". Sebuah studi baru mengklaim, ketika mereka menyingkapkan cabang-cabang pohon, akan memungkinkan cahaya untuk mencapai tanaman lain. Menjadikan tanaman yang tertutup kanopi hutan mampu tumbuh dengan baik.[28]
Catatan fosil menunjukkan bahwa di bumi bagian barat, beruang hitam pernah ada di dataran seperti Jerman dan Prancis dan sekarang terbatas hanya pada benua Asia. Beruang hitam menempati sekelompok kecil di tenggara Iran timur melalui Afghanistan dan Pakistan, di kaki pegunungan Himalaya di India, menuju Myanmar. Dengan pengecualian Malaysia, beruang hitam terdapat pada semua negara di daratan Asia Tenggara. Beruang ini tidak terdapat di timur Tiongkok, meskipun mereka memiliki penyebaran merata di bagian selatan dan timur laut negara itu. Kelompok populasi lain ada di sebelah selatan Timur Jauh Rusia dan menuju Korea Utara. Korea Selatan memiliki sisa populasi kecil beruang ini. Beruang hitam juga terdapat di selatan kepulauan Jepang seperti Honshu dan Shikoku, selain itu juga ada di Taiwan dan Hainan.[1]
Tidak ada perkiraan yang pasti untuk jumlah beruang hitam Asia: Jepang mengajukan perkiraan sekitar 8.000-14.000 beruang hidup di Honshu, meskipun keandalan ini sekarang diragukan. Walaupun keandalan mereka tidak jelas, ahli biologi Rusia memperkiraan terdapat kisaran 5.000-6.000 beruang. Perkiraan kasar tanpa diperkuat metodologi atau data telah dibuat di India dan Pakistan, sehingga terdapat perkiraan 7.000-9.000 beruang di India dan 1.000 di Pakistan. Perkiraan yang tidak kuat dari Tiongkok memberikan perkiraan yang bervariasi antara 15.000-46.000 dan dengan perkiraan pemerintah sekitar 28.000 beruang.[1]
Tiga subspesies beruang hitam Asia terdapat di Tiongkok: subspesies Tibet (U. thibetanus thibetanus), subspesies Si Chuan (U. thibetanus mupinensis) dan subspesies timur laut (U. thibetanus ussuricus) yang merupakan satu-satunya subspesies beruang di timur laut Tiongkok. Beruang hitam Asia sebagian besar menyebar di zona beriklim dingin hutan konifer di timur laut Tiongkok, dengan area utama seperti Chang Bai, Zhang Guangcai, Lao Ye, dan Pegunungan Lesser Xingan. Dalam provinsi Liaoning, hanya 5 kabupaten yakni Xin Bin, Huan Ren, Ben Xi, Kuan Dian, dan Fen Cheng yang memiliki beruang hitam sejumlah 100 ekor. Dalam provinsi Jilin, beruang hitam terdapat di kabupaten Hu Chu, Dun Hua, Wan Quing, An Tu, Chang Bai, Fu Song, Jiao Dia, Hua Dian, Pan Shi, dan Shu Lan. Di provinsi Heilongjiang, beruang hitam Asia terdapat di kabupaten Ning An, Ba Yan, Wu Chag, Tong Dia, Bao Qing, Fu Yaun, Yin Chun, Tao Shan, Lan Xiang Li Tie, Sun Wu, Ai Hui, De Du, Bei An, dan Nen Jiang. Populasi ini memiliki batasan utara sekitar 50° N dan batas selatan di Feng Cheng adalah sekitar 40° 30" N.[29]
Di Rusia, area utara beruang hitam merentang dari Innokenti Bay di pantai Laut Jepang menuju ke barat daya di daerah Sikhote Alin berseberangan dengan Sungai Samarga. Pada titik ini, perbatasan mengarah ke utara melalui jalur tengah sungai Khor, Anyui dan Khungari, dan menuju ke pantai Amur, menyeberangi muara Gorin. Sepanjang sungai Amur, kehadiran spesies ini telah dicatat sejauh 51° N. Lat. Dari sana, batas teritorial merentang dari barat daya tepi kiri sungai, melewati bagian utara Danau Bolon dan titik persimpangan Kur dan Tunguska. Beruang hitam dapat ditemukan di jalur Urmi yang lebih rendah.[3]
Beruang hitam Asia terdaftar sebagai satwa yang dilindungi dalam Perlindungan Hukum Nasional Margasatwa Tiongkok, yang mengatur bahwa siapa pun yang berburu atau menangkap beruang tanpa izin akan dikenakan hukuman berat.[13]
Meskipun beruang hitam dilindungi di India karena sedang terdaftar sebagai Satwa Rentan, sangat sulit untuk mengadili mereka yang dituduh perburuan beruang hitam karena kurangnya saksi dan kurangnya Laboratorium Forensik Margasatwa untuk mendeteksi keaslian bagian-bagian hewan atau produk yang disita. Selain itu, karena luasnya perbatasan India dengan negara lain seperti Pakistan, Tibet, Tiongkok, Nepal, Bhutan, Bangladesh dan Myanmar, maka sulit untuk polisi perbatasan tersebut yang sering di daerah pegunungan.[13]
Lima populasi beruang hitam terdapat di Kyushu, Shikoku, Chugoku Barat, Chugoku Timur dan daerah Kii, terdaftar sebagai hewan yang terancam punah pada tahun 1991. Populasi kecil yang terisolasi di daerah Tanzawa dan Shimokita di daratan Honshu juga terdaftar sebagai terancam punah pada tahun 1995. Selain mengakui populasi ini sebagai satwa yang terancam punah, masih ada kekurangan metode konservasi yang efisien untuk beruang hitam Jepang.[13]
Beruang hitam menjadi spesies langka di Rusia, sehingga jatuh di bawah perlindungan khusus dan perburuan sangat dilarang. Saat ini ada pergerakan kuat untuk melegalkan perburuan beruang hitam Rusia yang didukung oleh sebagian besar komunitas ilmiah lokal.[13]
Sebagaimana tanggal 30 Januari 1989, beruang hitam Formosa Taiwan telah terdaftar sebagai spesies terancam punah berdasarkan UU Warisan Alam dan Budaya, dan kemudian terdaftar sebagai Spesies Konservasi Kategori I.[13]
Pemerintah Vietnam mengeluarkan Keputusan 276/QD, 276/1989 yang melarang perburuan dan pengeksporan beruang hitam. Dan beruang hitam terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.[13]
Beruang hitam florida (Ursus americanus floridanus) adalah subspesies dari beruang hitam Amerika yang menurut sejarah berkisar di sebagian besar Florida dan bagian selatan Alabama dan Georgia. Beruang besar yang berbulu hitam ini hidup di daerah-daerah berhutan dan belakangan ini terlihat pengurangan habitat di seluruh negara bagian. Beruang ini termasuk daftar spesies terancam karena sejumlah faktor, tetapi sebagian besar kecelakaan kendaraan bermotor telah menjadi penyebab sekitar 89,5% kematian sejak tahun 1994. Perburuan hewan ini dilarang pada tahun 1994 untuk lebih melindungi populasi beruang Florida.
Beruang hitam florida biasanya berbadan besar dengan bulu hitam mengkilat, hidung cokelat muda dan ekor gemuk pendek.[1] Sebuah tanda putih di dada juga umum ditemukan tapi tidak pada semua beruang.[2] Saat ini, hewan ini merupakan mamalia darat terbesar Florida dengan berat rata-rata jantan sekitar 300 pound (140 kg) dan beberapa telah tumbuh diatas 500 pon (230 kg).[1][2][3] Betina umumnya memiliki berat rata-rata sekitar 198 lb (90 kg).[2] Beruang dewasa rata-rata memiliki panjang antara 4 kaki (120 cm) dan 6 kaki (180 cm), dan mereka juga berdiri antara 2,5 kaki (76 cm) dan 3,5 kaki (110 cm).[2]
Beruang hitam florida utamanya menyendiri (soliter), kecuali bila dalam kelompok atau pasangan selama musim kawin.[4] Meskipun mereka adalah mamalia soliter, secara umum, paling tidak teritorial, dan biasanya tidak melindungi daerah mereka dari beruang lain.[4] Beruang hitam memiliki penglihatan yang baik, pendengaran yang buruk dan rasa penciuman yang sangat baik.[4]
Beruang hitam florida terutama hidup di habitat hutan.[5] Beruang hitam di Florida Selatan adalah satu-satunya subspesies yang tinggal di wilayah subtropis.[2] Untuk batas tertentu, beruang ini juga mendiami padang rumput kering dan buaian tropis.[2]
Sebelum Florida ditempati oleh orang Eropa, beruang hitam florida mendiami semua daratan Florida, dan bahkan di beberapa Florida Keys.[6] Ruang lingkup saat ini jauh lebih sporadis dengan kelompok-kelompok terisolasi yang tinggal terutama di daerah yang dilindungi di Florida, Selatan Alabama, Selatan Georgia dan Selatan Mississippi.[1][2] Kebanyakan dari populasi besar beruang hitam florida tinggal di kawasan yang dilindungi, termasuk Ocala National Forest, Big Cypress National Preserve, Everglades National Park, Apalachicola National Forest, Osceola National Forest dan Okefenokee National Wildlife Refuge.[5][6] Sebuah penelitian dari populasi Okefenokee-Osceola ditemukan lebih dari 500 beruang di dua wilayah penelitian.[7]
Menurut Florida the Florida Fish and Wildlife Conservation Commission (FWC), beruang ini masuk dalam daftar spesies terancam.[2] Hilangnya habitat sangat mempengaruhi populasi Beruang hitam florida. Hampir 20 hektare (81.000 m2) habitat satwa liar hilang untuk pengembangan baru setiap jamnya di Florida.[5] Beruang yang terluka atau terbunuh oleh pengendara merupakan ancaman lain terhadap populasi daerah. Sejak tahun 1976 telah ada lebih dari 1.356 kasus mendokumentasikan beruang yang terbunuh di Florida.[5] Lebih dari 100 beruang tewas di jalan raya setiap tahun di Florida, dan pada tahun 2002 tercatat 132 kematian terjadi.[5] Ini yang menyebabkan kecelakaan jalan menjadi penyebab nomor satu. Kematian beruang di negara bagian, dengan 89,5% kematian beruang sejak tahun 1994 dikaitkan dengan kecelakaan tersebut.[5][8] Legislatif negara bagian Florida melarang perburuan beruang hitam florida pada tahun 1994.[5][8]
Beruang hitam himalaya (Ursus thibetanus laniger, atau Selenarctos thibetanus laniger), adalah subspesies dari beruang hitam asia,[1] pertama kali diungkapkan oleh seorang ahli zoologi dari Inggris Reginald Innes Pocock pada tahun 1932,[2] memiliki perbedaan dengan beruang hitam asia lainnya karena memiliki bulu yang lebih panjang dan tebal serta tanda di dada yang lebih kecil dan lebih putih.[2] Beruang ini tersebar di daerah Kashmir, Himalaya dan Sikkim[2] namun jumlahnya tinggal sedikit sehingga termasuk status konservasi rentan.[3]
Beruang hitam himalaya tersebar di pegunungan Himalaya dari Bhutan sampai Pakistan terutama di daerah gunung dan hutan-hutan.[4] Walaupun tinggal di pegunungan tertinggi di dunia, namun beruang ini tidak pernah terlihat di atas ketinggian 11.000 kaki (3.400 m).[2] Bahkan pada saat musim dingin mereka akan turun ke daerah yang lebih rendah sampai ketinggian 4.920 kaki (1.500 m) ke hutan tropis.[4][5]
Beruang hitam himalaya berbulu hitam dengan moncong cokelat muda dan memiliki bulu-bulu berbentuk bulan sabit berwarna kuning pucat sampai putih di dada mereka. Rata-rata, mereka sepanjang 56-65 inci (142–165 cm) dari hidung ke ekor dan seberat 200-265 pound (90–120 kg), meskipun mereka dapat mencapai berat sampai 400 pounds (180 kg) pada musim gugur ketika mereka menggemukan diri sebagai persiapan untuk hibernasi.[4] Mereka aslinya bersifat diurnal, meskipun kebanyakan dari mereka telah menjadi nokturnal untuk menghindari manusia.[2][4] Sehari-hari, mereka banyak menghabiskan waktunya di gua-gua atau pohon berlubang.
Meskipun hewan ini biasanya pemalu dan berhati-hati, beruang hitam himalaya lebih agresif terhadap manusia daripada beruang-cokelat eurasia[6] dan beruang hitam amerika. David W. Macdonald mengemukakan teori bahwa serangan yang lebih besar ini merupakan adaptasi untuk menjadi simpatrik dengan harimau.[7] Menurut Brigadir Jenderal RG Burton:
Beruang hitam himalaya adalah hewan liar, kadang-kadang menyerang tanpa provokasi, dan menimbulkan luka yang mengerikan, umumnya menyerang kepala dan wajah dengan cakarnya, juga menggunakan gigi mereka termasuk pada korban yang sudah tidak berdaya. Tidak jarang terlihat orang-orang yang telah sangat termutilasi, beberapa kulit kepalanya dilepas dari kepala, dan banyak pemburu telah dibunuh oleh beruang ini.
—A Book of Man Eaters, Chapter XVII Bears
Menanggapi bab tentang beruang hitam yang ditulis oleh Robert Armitage Sterndale di “Natural History of the Mammalia of India and Ceylon” tentang bagaimana beruang hitam tidak lebih berbahaya daripada hewan lain di India, pembaca menanggapi dengan surat kepada “The Asian” pada tangal 11 Mei 1880:
Tuan Sterndale, dalam makalah menarik tentang Mamalia di India, menyinggung tentang Ursus Tibetanus, yang umum dikenal sebagai beruang hitam himalaya, bahwa 'yang terluka kadang-kadang menunjukkan perlawanan, tetapi secara umum mencoba untuk melarikan diri’. Saya pikir deskripsi ini kurang tepat. Karena akan membuat kita untuk beranggapan bahwa beruang ini tidak lebih ganas daripada hewan liar lainnya – sifat alamiah sebagian besar binatang liar untuk mencoba melarikan diri ketika terluka, kecuali mereka melihat pemburu yang telah menembak mereka, maka kebanyakan akan segera menyerang mati-matian. Beruang hitam himalaya tidak hanya hampir selalu akan melakukan ini, tetapi sering menyerang manusia tanpa provokasi apapun, dan memenuhi semua sifat yang paling ganas, kejam, kasar berbahaya untuk ditemui baik di perbukitan atau dataran India. [...] Si Kasar ini sama sekali berbeda dengan beruang cokelat (Ursus Isabellinus), yang walaupun sangat terluka, tidak akan pernah menyerang. Saya yakin tidak ada satu pun catatan seorang pemburu yang diserang oleh beruang-cokelat; atau bahkan penduduk asli, dalam keadaan apapun, diserang oleh beruang tersebut; sementara setiap pembacamu yang pernah berjalan di Himalaya pasti telah bertemu muka dengan banyak korban keganasan Ursus Tibetanus.[8]
A Dr ET Vere dari Srinagar, Kashmir menulis tentang bagaimana rumah sakit menerima puluhan korban beruang hitam setiap tahun. Dia menulis bahwa, ketika menyerang manusia, beruang hitam akan berdiri pada kaki belakang mereka dan menjatuhkan korban atas dengan cakar mereka. Mereka kemudian akan menggigit satu atau dua kali pada tangan atau kaki, kemudian mengahiri dengan mencakar kepala, ini menjadi bagian yang paling berbahaya dari serangan tersebut.[9]
Pada tahun 2009, empat pemberontak Muslim Kashmir anggota Hizbul Mujahedin juga pernah diberitakan mendapat serangan beruang hitam himalaya di distrik Kulgam[10] di selatan Srinagar.[11] Dua orang meninggal dunia sedangkan dua orang lagi selamat walau seorang diantaranya dalam kondisi luka parah. Mereka tanpa sengaja memilih tempat persembunyian di gua yang merupakan sarang beruang tersebut. Kedua jenazah ditemukan dalam keadaan mengerikan oleh serangan binatang buas itu dan tampaknya berlangsung begitu kasar sehingga kedua orang itu tidak punya kesempatan untuk menembaknya dengan senapan Kalashnikov yang mereka bawa.
Selama terjadi konflik di Kashmir, serangan dari beruang dan macan tutul menjadi lebih sering terjadi. Banyak laporan tentang beruang yang menyerang bahkan membunuh manusia di beberapa tempat di lembah Kashmir pada tahun-tahun terakhir.[10] Ini disebabkan karena penduduk di sana harus menyerahkan senjatanya kepada polisi. Sebaliknya hal tersebut justru membuat terjadinya peningkatan populasi beruang dan macan tutul karena kegiatan perburuan terhenti.[11]
adjar.id - Ada berbagai jenis beruang, seperti beruang madu dan beruang hitam.
Dari namanya, kita sudah tahu bahwa beruang hitam memiliki warna bulu hitam.
Namun, ternyata tidak semua beruang hitam berwarna hitam, lo.
Ada beruang hitam yang berwarna biru abu-abu, biru kehitaman, cokelat, bahkan terkadang ada yang berwarna putih, Adjarian.
Tonton video ini juga, yuk!
Palembang (28/3) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) menerima serahan satu individu satwa dilindungi jenis beruang madu (Helarctos malayanus) berjenis kelamin jantan dengan usia 6 bulan dari PT Bumi Andalas Permai (PT. BAP) melalui Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan di RKW IV Kota Palembang.
Penemuan beruang madu ini bermula ketika Tim Konservasi PT. BAP sedang melakukan patroli. Susilo Pujianto selaku Staf Konservasi PT. BAP menjelaskan bahwa satwa tersebut ditemukan di areal Distrik Simpang Heran PT. BAP. Kemudian tim menunggu hingga sore hari untuk mengembalikan satwa tersebut kepada induknya, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan induk beruang. Kemudian tim melakukan evakuasi dengan pertimbangan keselamatan anak beruang yang masih berumur kurang dari 1 tahun belum mampu bertahan hidup di alam bebas tanpa asuhan induknya.
“Keesokan harinya beruang tersebut dibawa kembali ke kawasan lindung dengan harapan dapat bertemu dengan induknya. Setelah seharian dikembalikan ke kawasan lindung dan induk beruang tersebut tidak muncul, anak beruang tersebut dirawat sementara dengan diberikan asupan makanan yang mendekati makanan di alam liar, dan selanjutnya diserahkan kepada pihak berwenang untuk mendapatkan perawatan lanjutan dibawah pengawasan dokter hewan serta pengkayaan perilaku agar memiliki kemampuan mencari makan di alam liar", ungkap Susilo.
Status konservasi beruang madu (Helarctos malayanus) berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/ 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi termasuk ke dalam salah satu satwa dilindungi. Kemudian berdasarkan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List, digolongkan sebagai satwa dengan kategori rentan (Vulnerable). Sementara berdasarkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) termasuk ke dalam Appendix I.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto memberi nama beruang madu tersebut “Andalas” karena ditemukan di PT Bumi Andalas Permai yang berada di Pulau Sumatera. Selanjutnya beliau mengapresiasi tindakan penyelamatan beruang madu yang dilakukan oleh PT. BAP.
"Dengan dibawa ke pusat rehabilitasi, satwa dilindungi ini bisa mudah beradaptasi dengan lingkungan alam sampai siap untuk dilepasliarkan kembali. Mudah-mudahan satwa ini bisa tumbuh dengan baik dan bebas. Kita harus melestarikan satwa dilindungi agar tetap hidup di alam liar”, pesan Pandji.
Kemudian Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata menyampaikan upaya tindak lanjut dari tim BKSDA Sumsel untuk membuat situasi liar bagi beruang madu.
"Selama proses rehabilitasi, satwa akan dibiasakan mengkonsumsi pakan alami hingga dinyatakan siap untuk dilepasliarkan ke habitatnya", terang Ujang.
“Nanti ada beberapa skenario rehabilitasi yang akan berlaku, juga untuk satwa-satwa lainnya dikarenakan jika langsung diliarkan tanpa rehabilitasi, dapat 'menyakiti' satwa tersebut”, tambahnya. (A)
Beruang adalah mamalia darat yang sering diilustrasikan sebagai tokoh lucu dalam animasi anak, seperti karakter “Pooh” di animasi Winnie The Pooh. Di Bali Safari Park, kami memiliki dua jenis beruang yaitu Beruang Madu dan Beruang Hitam Himalaya – Apakah sahabat satwa tahu bahwa kedua jenis beruang ini memiliki beberapa perbedaan?